*hai, ini cerpenq yg baru dan gres. Langsng az baca, hope u like it… happy reading :D*
Aku berjalan di dalam kesendirian
Aku mencoba tak mengingatmu dan mengenangmu
Aku telah hancur lebih dari berkeping-keping
Karena cintaku yang tulus padamu
Begitu dlamnya aku terjatuh
Dalam kesalahan rasa ini
Jujur, aku tak sanggup, aku tak bisa
Aku tak mampu dan aku tertatih
Semua yang pernah kita lewati
Tak mungkn dapat kudustai
Meskipun harus tertatih
Kayaknya lagu ini cocok abis buat cewek satu ini. Ashilla Zahrantiara*betul gak?* nama lengkapnya. Akrab dipanggil Shilla. Yup, kemarin ia resmi putus dari Mario Stevano Aditya Haling, atau Rio. Entah karena apa, secara tiba-tiba, cowok bersuara merdu ini memutuskan hubunganx dengan Shilla.
Terang saja, Shilla belum bisa menerimanya. Karena saat itu, Shilla sedang bahagia2nya dapet adek baru bernama Ray*sry, aq tau nma lengkap Ray, tapi takut salah*.
//Flashback//
“Shilla, berhubung Papi sama Mami udah nggak bisa ngasih kamu adek seperti yang kamu inginkan, nggak papakan kalo kita mengadopsi dari panti asuhan?”Tanya Mami Shilla perlahan.
“Wah, Shilla mau banget Mi…”Jawab Shilla senang.
“Kalo gitu, sekarang kita jemput adek kamu ya? Dia sudah nunggu…”Balas Mami.
“Drrrt…drrrt…drrrt…”HP Shilla bergetar, tanda sms masuk.
“Bentar ya, Mi…”Pamit Shilla*<penulis:haelah,Shil, baca sms aja izin… <shilla:oh so pasti, gw kan ankx sopan abs… <penulis:y y y…lanjut… :D*
“Iya sayang…”Jawab Mami Shilla.
Shilla membuka sms masuk di Hpnya*masak di telpon rumah ad?*. Dari Rio. Seketika itu, Shilla makin bersemangat. Karena Rio mengajaknya ketemuan di taman tempat mereka jadian dua tahun lalu. Setelah pamit ke Mami buat nggak ikut jemput adek barunya, Shilla melesat menuju taman.
Lima belas menit kemudian, Shillapun sampe di tman. Ia dapat melihat sesosok cowok yang sangat dicintainya itu, syp lagi kalo bukan Rio? Awalnya ia berniat mengagetkan Rio, tapi urung. Shilla pun hanya menyentuh bahu Rio lembut.
“Io…”Panggil Shilla.
“Shil…”balas Rio.
“Ada apa kok nyuruh aku ke sini? Kangen ya?”Tanya Shilla.
“Duduk sini Shil…”Kata Rio menepuk bangku sebelahnya.
“Makasih ya?”Jawab Shilla*<penulis:Shilla…Shilla…<Shilla:kenapa?<penulis:nothing, cumi az…balikk*
“Shil… Maaf, kayaknya kita gak bisa lanjut…” “Maksud kamu ap Io? Kamu mau putus? Tapi kenapa?”Tanya Shilla getir.
“Aku nggak bisa ngasih tau kamu… Maaf ya Shil, mulai sekaang jangan hubungin aku lagi… Anggap kita gak pernah kenat”Jawab Rio lalu pergi.
“Tapi Io…Rio…tunggu…Rio…”panggil Shilla yang mulai berair mata.
//Fashback off//
Dan sekarang Shilla udah nyoba sms dan nelpon Rio, tapi gak ada jawaban. Hpnya mati. Shilla menangis tanpa henti. Ray yang baru dating Cuma dia sambut dengan senyum getir, padahal tadi dia yang semangat banget mau punya adek baru. *<Shilla:maklum, org lagi patah hati…<penulis:masa bodo…udah ah, sana balik…*
Mami Shilla sempet terheran-heran ngliat putrinya yang moodx berubah total. Tapi, naluri keibuanx*ceileh…*memintanya untuk nggak mengganggu Shilla dulu. Karena beliau tau, Shilla lagi down sekarang.*ibu yang baik… :D*
<<SKIP>><<SKIP>><<SKIP>>
Pagi ini Shilla pergi sekolah di antar Papinya. Pikiran yang kacau ngbuatnya males nyetir mobil sendiri, lagipula Papi yam au ngdaftarin Ray ke sekolah Shilla, jadi sekalian*<penulis:nebeng mulu lo Shil…<Shilla:lha script begitu <penulis:oh iy iy??*
Shilla yang awalnya berencana bolos sekolah, jadi berharap bisa ketemu Rio buat nanyain alasan Rio memutuskan hubungan mereka. Itupun atas usul dari Mami. Ray sendiri semangat banget ke sekolah barunya-Ray kelas 10, Shilla kelas 11-.
Tapi, yang ia temukan bukanlag Rio, melainkan CAG, Cakka, Alvin, dan Gabriel. Mereka adalah temen gank Rio yang juga akrab banget sama Shilla, karena pacar mereka juga temen segank Shilla. Tanpa ragu lagi, Shilla menghampiri CAG yg sepertinya sedang membahas sesuatu.
“Cakka, Alvin, Briel-panggilan Gabriel-…”panggil Shilla satu persatu.
“Ada apa Shil?”Tanya CAG bebarengan.
“Gue mau nanya, kalian liat Rio gak?”Tanya Shilla.
“Mmm…Shil, Rio…”Jawab Alvin yang tak dilanjutkan.
“Rio kenapa? Bilang ke gue, cepetan…”desak shilla.
“rio…masuk rumah sakit shil..”lanjut Briel.
“apa? Kenapa lo semua gak ngasih tau gue sih? Lo anggep gue siapanya rio?”cecar shilla.
“shil…shilla…ini semua permintaan rio buat nggak ngasih tau lo…dan juga keluarganya…”jawab cakka.
“tapi kenapa? Kenapa dia meminta itu? Dia nggak mikir gue dan keluarganya bakal gimana? Trus sekarang dia di rumah saki mana?”cecar shilla lagi.
“dia di rumah sakit bunda… ada di ruang icu…”jawab Alvin.
“kita ke sana sekarang. Lo semua ikut gue! Itu hukuman buat lo semua karena udah bohongin gue…”shilla menarik cag menuju parkiran keluar sekolah.
Cag hanya bisa pasrah, untunng satpam sekolah lagi cuti jadi nggak ada yang tau kalo cag+shilla cabut dari sekolah buat nemuin rio. Shilla menyetop sebuah taxi di depan sekolah. Tak lama mereka sudah ada di jalan menuju rumah sakit.
Tak lama mereka pun sampe. Shilla berlari kencang menuju ruang icu. dia sudah sangat khawatir sama keadaan rio. Tadi di taxi, cakka menceritakan kalo rio menderita penyakit leukemia stadium akhir. Dan selama mendengarkan hal itu shilla menangis tampa henti*<penulis:cengeng lo shil… <shilla:namanya juga orang kaget dan khawatir, udah ah balik… <penulis:tumben lo yang ingetin…ok deh, capcus…*
Shilla yang pertama kali sampe di ruang icu*ya iyalah, org dia lari…*. Cag menyusulx dri belakang. Shilla udah gak mampu berkata apa2 sewaktu melihat segala alat medis yang dipasang dokter untuk mempertahankan rio. Shilla kembali menangis, cakka menghampiri shilla dan menyentuh bahu shilla, tanda bahwa ia juga merasakan hal yang sama dengan shilla.
Tiba2 tangan rio tampak bergerak, shilla langsung membuka pintu icu dan mendekati rio. Rio yang tengah terbaring tampak kaget melihat shila ada di sini. Dia berusaha untuk tersenyum dibalik wajah pucatx. Tiba2, rio meraih tangan shilla. Dan mendekatkan shilla ke dirix.
“shilla yang cantik…jangan nangis… rio g suka liat shilla nangis…”kata rio lemah.
“gimana aq gak nangis io… kamu kayak gini… kenapa kamu gak bilang kea q sih io? Kenapa kamu sembunyiin semuanya dari aq? Aq kan pacar kamu…”jawab shilla.
“eh, kemaren udah putus lho…”protes rio.
“rio…kamu harus sembuh io…aku gak bisa tanpa kamu…”ucap shilla air matax mengucur kembali.
“eh, dibilang jangan nangis juga… em…shilla…maaf ya…aq nggak bisa sama kamu terus, hidup aq singkat…mungkin sebenar lagi…aq gak bisa temenin kamu terus, walaupun sebenerx aq juga saying banget sama kamu…tapi…uhuk…uhuk…”rio terbatuk, batuk darah.
“cakka, briel, Alvin, cepet panggil dokter…”perintah shilla.
“gak…usah…kka…vin…el…ja…ngan…pan…ggil..dok…ter…gue…mau…lo…se…mu…a…a..da…di…sam..ping…gue…sek..ara..ng…gu…e…sa…ya..ng…lo…se…mu…a”bantah rio terbata-bata.
Tiba-tiba denyut nadi rio yang terpampang di monitor pendeteksi denyut jantung membentuk gris lurus*ituloh,tandax denyut jantung org yg udh meninggal*
Shilla yg melihat itu langsung menangis histeris. Cakka tak kuasa menahan air matax begitu juga Alvin. Tapi briel, dia berlari mencari suster dan dokter dgn harapan rio bisa diselamatkan.
Tapi sayang, semua usaha briel sia2, rio sudah menghadap sang khalik dengan tenang. Dengan sebuah senyuman yang tersungging manis di wajahx.
<<SKIP>><<SKIP>><<SKIP>>
Di pemakaman, ortu rio tak kuasa menahan air mata mereka saat tau putra sematawayangx*halah* telah tiada mendahului mereka. Yang paling terpukul oleh kematian ini adlh shilla. Dia menangis terus tanpa henti.
Saat semua orang telah pulang, shilla tersungkur di atas gundukan tanah merah yang basah itu. Ia menangis tapi tak bersuara. Perlahan lahan shilla mendendangkan sebuah lagu.
Jujur, aku tak sanggup, aku tak bisa
Aku tak mampu dan aku tertatih
Semua yang pernah kita lewati
Tak mungkn dapat kudustai
Meskipun harus tertatih
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar